Diam dan Beku
Bertemankan rinai kecil
Yang menetes halus dipipi
Aku yang terbaring sendiri
Mencoba tuk mengerti akan sebuah arti
Namun tak kutemui, hanya bisa tuk tangisi
Aku hidup
Namun tak kurasa kehidupan
Aku ada
Namun tiada ku bisa memberi makna
Rerumputan menertawakkanku
Namun tetap ku diam membeku
Dan tetap ku terpaku
Dalam diam ku termangu
Kamu Bukan Untukku
Masa-masa yang menghibur hati
Bersama dalam kebahagiaan
Air mata ataupun senyuman
Teringat saat-saat pertama
Untaian kata2 saat kau menyapa
Teringat lengkungan senyum wajahmu
Menghibur kesedihanku
Teringat canda tawamu
Yang selalu membuatku rindu
Tapi....
Kau kini tlah pergi
Bersama orang yang lebih kau cintai
Tak tau bahwa aku masih tetap menanti
Kini ku tahu
Ku tak pantas untukmu
Diri ini tak bisa banyak berucap
Hanya berdoa dan berharap
Bersamanya kau kan bahagia
Air Mata
terdiam memaknai resahku
derai air hujan memanggil riuhku
aku membeku
dalam sujud malam palsu
menatap awan yang menyapa
meneriakan demi bualan air mata
yang seakan menyapu damaiku
kau datang dan pergi
seakan tak pedulikanku
tetesan air mata ini menancap kalbu
pintaku hanya satu
tapi luas harapanku
demi setitik cinta
dan sebutir rindu
meneriakan hari demi haru
Kembalilah...
Yang tak mungkin berlalu dengan cepat...
Ketika itu kau mendera
Yang menganggap semua ada...
Hanya keterbatasan dan pilihan
Hanya keputusasaan dan keraguan
Hanya kerinduan namun tak biasa
Sayang...
Bilamana gunung kan beranjak
Lembah pun selintas terlewati
Tak sedetikpun langkah waktu 'kan mengurai tegas
Namun khayalan begitu jelas
Hanya pada satu kisah dan...
Begitulah kisahnya
0 komentar:
Posting Komentar