Puisi Cinta

Diam dan Beku

Aku yang berbalut sepi
Bertemankan rinai kecil
Yang menetes halus dipipi

Aku yang terbaring sendiri
Mencoba tuk mengerti akan sebuah arti
Namun tak kutemui, hanya bisa tuk tangisi

Aku hidup
Namun tak kurasa kehidupan
Aku ada
Namun tiada ku bisa memberi makna

Rerumputan menertawakkanku
Namun tetap ku diam membeku
Dan tetap ku terpaku
Dalam diam ku termangu


Kamu Bukan Untukku

Telah lama kita lalui
Masa-masa yang menghibur hati
Bersama dalam kebahagiaan
Air mata ataupun senyuman

Teringat saat-saat pertama
Untaian kata2 saat kau menyapa
Teringat lengkungan senyum wajahmu
Menghibur kesedihanku
Teringat canda tawamu
Yang selalu membuatku rindu

Tapi....
Kau kini tlah pergi
Bersama orang yang lebih kau cintai
Tak tau bahwa aku masih tetap menanti

Kini ku tahu
Ku tak pantas untukmu
Diri ini tak bisa banyak berucap
Hanya berdoa dan berharap
Bersamanya kau kan bahagia


Air Mata

simpum penuh digundahku
terdiam memaknai resahku
derai air hujan memanggil riuhku
aku membeku
dalam sujud malam palsu

menatap awan yang menyapa
meneriakan demi bualan air mata
yang seakan menyapu damaiku
kau datang dan pergi
seakan tak pedulikanku

tetesan air mata ini menancap kalbu
pintaku hanya satu
tapi luas harapanku
demi setitik cinta
dan sebutir rindu
meneriakan hari demi haru


Kembalilah...

Ketika semula berawal dari sebuah kerisauan
Yang tak mungkin berlalu dengan cepat...
Ketika itu kau mendera
Yang menganggap semua ada...

Hanya keterbatasan dan pilihan
Hanya keputusasaan dan keraguan
Hanya kerinduan namun tak biasa
Sayang...

Bilamana gunung kan beranjak
Lembah pun selintas terlewati
Tak sedetikpun langkah waktu 'kan mengurai tegas
Namun khayalan begitu jelas
Hanya pada satu kisah dan...
Begitulah kisahnya

0 komentar:

Posting Komentar

Follower

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...